"Bayangkan saat sampai di rumah kedua orang tua kalian sudah meninggal!" Teriak seorang pemateri Muhasabah.
"Huaaaahhh!" Suara tangisan pun semakin keras di telinga.
Adi yang ikut dalam ruangan tersebut pun ikut menangis. Terbayangkan olehnya kejadian yang di ucapkan pemateri itu benar-benar terjadi, air matanya jatuh tiada terhenti. Muhasabah itu benar-benar curang, selalu memaksa seseorang untuk menangis dengan membawa-bawa orang tua. Nenek-nenek pemakan lolipop juga nangis kalau ingat orang tuanya.
"Kau tadi nangis paling keras yah 'di?" Gabe bertanya dengan logat bataknya.
"Ah enggak kok, aku tadi cuman pilek banyak debu di karpet situ." Alasan Adi.
Beberapa tahun setelah itu, Adi sudah cukup terkenal di organisasi kampusnya. Adi juga sudah cukup sering menjadi pemateri di acara kampus. Kemudian Fakultas Suka Maju (FSM) membuat sebuah training buat anggota baru di organisasi fakultasnya. Karena Adi sudah sering mengisi materi di sana-sini maka adi yang dari Fakultas Salah Urus (FSU) di tunjuk jadi salah satu pemateri. selain ada ada juga Rudi dari FSU di tunjuk menjadi emateri Muhasabah. Muahasabah itu hampir sama dengan ESQ, ya buat anak orang mewek, dengan cara baca-bawa orang tua. Saat hari H training ternyata Rudi nggak bisa datang. Kebetulan Gabe adalah salah satu panitia yang bertanggung jawab atas kehadiran Rudi di acara tersebut.
"Aduh gimana nih? si Rudi nggak bisa datang lagi ?" Ucap Gabe.
" Udah ganti si Adi aja gak papa tuh!" Jawab Yuyun si Ketua Panitia.
"Apa pulak, Dulu dia aja ikut muhasabah nangis sampai kencing di celana," Gabe ngomong dengan logat batak.
"Di coba aja dulu deh siapa tau dia bisa, kalau nggak ada yang nangis yaudah kita ikhlasin aja!" jawabnya santai. Tiba-tiba tanduk juga keluar dari kepala Yuyun.
Ketika Adi sampai di lokasi Yuyun pun menghampirinya dengan wajah senyum-senyum.
"Di kau jadi pemateri muhasabah juga yah ? si Rudi nggak bisa dateng nih," suara memelas Yuyun sampai di telinga Adi.
"Di kau jadi pemateri muhasabah juga yah ? si Rudi nggak bisa dateng nih," suara memelas Yuyun sampai di telinga Adi.
"Cakap kotor ni ketua panitia. nggak !" tolak Adi.
"Plis dii, kau harapan ku, yang lain nggak bisa, nanti jatah makan acara ini ku kasih double. hehe," Yuyun cengengesan manja.
"Yaudah deh!" berat bagi Adi menolak tatah makan lebih.
Acara mahasabah Adi mulai setelah Sholat Subuh. Malamnya adi berfikir keras bagai mana muhasaba besok pagi. Adi mulai membuka HP nya dan mengotak atik lagu sedih untuk muhasabah. "Aduh nggak ada lagi lagu sedih!" sambil menggaruk kepala Adi terus berfikir. Dengan cepat dia melihat sisa kuota internet dan berfikir lagi. "Asssikk cukup!" Teiak Adi Membuat orang sekitarnya terbangun dan memberikan tatapan kesal. adi mendownload sebuah lagu sedih dengan kuota internel seadanya. Pagi pun tiba adi mulai mempersiapkan diri dan HP nya untuk memulai acara itu.
Lagu sedih pun di putar Adi, senyap sepi seketika di sekitar ruangan acara. Adi menyuruh peserta acara untuk memejamkan mata, dengan persiapan minim malam harinya adi memulai muhasabah. Adi mulai mengarang cerita dengan imajinasinya.
"Bayangkan saat sampai ke rumah kedua orang tua kalian sudah meninggal!" Teriak Adi.
Hanya ada satu orang perempuan yang menangis. Seharusnya itu bagian kelimaks dimana semua eserta nangis.
Hanya ada satu orang perempuan yang menangis. Seharusnya itu bagian kelimaks dimana semua eserta nangis.
"Di, nggak ada yang nagis di." Bisik Yuyun.
"Masa Yun? ada tuh satu." Balas Adi dengan berbisik juga.
"Masa Yun? ada tuh satu." Balas Adi dengan berbisik juga.
"owh yaudah lanjut deh sampai kelar Di!" perintah Yuyun.
Acara pun selesai, adi melihat hasilnya. 80 % dari peserta ternyata ketiduran, 1 orang nangis, dan sisinya cekikikan setelah acara.
"Thanks ya Di, udah mau bantu kita-kita~" Yuyun berterimakasih.
"Ya nggak masalah Yun!"
"Walaupun gagal ya lumayan lah buat ngisis acara. Btw di lo kok ikut nangis?" Yuyun melihat mata Adi sembab abis nangis.
"Nggak ah, ini tadi kelilipan!"
"Eh, ini kok celana mu basah ? kau kok bau pesing?" Yuyun tak sengaja mencium sesuatu.
"Eh Yun aku pulang duluan yah!" Samber Adi langsung buru-buru pergi.
Kemudian dari kejauhan Adi teriak " Ini semua mungkin karena hatiku terlalu lembut Yun!"
Kemudian dari kejauhan Adi teriak " Ini semua mungkin karena hatiku terlalu lembut Yun!"
http://nyunyu.com
0 comments
Post a Comment