Tiket bus Medan menuju sabang belum terbeli juga. Besok hari kami akan melaksanakan perjalanan liburan. Aku, ojan adik ku dan kedua sahabatku Bana dan Vicky. Sabang adalah pulau yang sudahlama aku ingin kunjungin, namun karena kurangnya dana dan waktu membuatku menunggu begitu lama untuk berangkat ke sana. Kami emrencanakan pergi ke Sabang secara tiba-tiba seminggu sebelum kami berangkat. Pada awalnya kami berniat untuk merental sebuah mobil untuk di bawa ke sabang. Tapi apa daya mobil tak kunjung dapat karena waktu yang mendesak dan musim liburan.
Kami berangkat pada libur Hari Raya Idul Fitri, jelas saja mobil rental banyak yang sudah penuh terpakai. Pada awalnya ada enam orang yang akan berangkat, tapi apa daya kesibukan tiba-tiba menghampiri kedua temanku yang lainnya.
Pagi itu jam 7 aku buru-buru kel.uar rumahku untuk mencek harga tiket medan Banda Aceh. Seblum menuju Pulau Sabang Kita harus ke Kota Banda Aceh dan menyeberang dari sana. Sebelumnya aku udah mendapat sebuah informasi dari teman yang orang Aceh nambun Bukan Banda aceh, dila namanya. Dila mengatakan harga tiket normal Medan ke Banda Aceh adalah 150 ribu, sehingga dia prediksi waktu liburan seperti ini sebesar 180 ribu. Tapi setelah saya cek, di hari mau berangkat, ternyata rata-rata tiket murah habis, dan kami terpaksa membeli tiket dengan harga 215 ribu. Dengan harga segitu kami mendapatkan satu kelas di atas tiket termurah di hari libur.
Perjalanan kamilakukan di malam hari sehingga sepanjang perjalanan kami hanya tidur saja. Kami tiba di Banda Aceh jam 9 pagi. Di Stasiun Banda Aceh sudah menunggu para tukang becak, rental taxi, dan calo-calonya. Mereka langsung memaksa untuk naik kendaraan dengan mereka. Pelajaran dari traveling sebelumnya, jangan pernah mau untuk mengambil keputusan terburu-buru. Kami mencoba membandingkan semua harga yang mereka tawarkan. Akhirnya kami memutuskan untuk naik taxi rental dengan harga 60 ribu, karena penawarasn pada waktu itu tukang becak menawarkan 30 ribu dan mereka ingin kami naik dua becak.
Sesampainya di pelabuhan Ulee Lheu (jujur nggak tau carabacanya gimana), kelaparan pun menghampiri kami. Di pelauhan terdapat orang yang berjaulan nasi di bungkus daun, dan kami tidak berani membelinya. kami lebih memilih memakan sebuah roti yang kami beli di Indoma*et malam sebelumnya.
Hari itu entah kami tidak tahu atau mungkin memang tidak ada penyebrangan kapal lambat di pagi hari. Kami melihat banyak yang antri di tiket kapal lambat, namun loket tetap tutup padahal sudah jadwalnya berangkat. Pada akhirnya kami memilih kapal cepat. Dengan harga tiket 80 ribu per orang sekali jalan, di dalam Kapal Cepat kami tetap harus desak-desakan.
Sudah menjadi kebiasaaan di Indonesia sepertinya setiap kali kita turun dari sebuah kendaraan jarak jauh, pasti akan ada calo atau orang yang menawarkan kendaraan untuk mencapai tujuan. Belum apa-apa tukang becak menghampiriku untuk menanyakan mau kemana dan dia menawarkan paket jalan2 keliling sabang. Syukurnya Bana memiliki Sebuah Info kalau ke sabang cari dulu pusat Informasi untuk minta buku tur guide. Setelah medapat buku tersebut, kami baru berfikir untuk kendaraan. Tepat beberapa meter kami di tawari dengan rental sepedamotor. Karena kami ingin bebas memilih tempat yang mana kami mau dahulukan untuk di kunjungi kami memilih kendaraan ini. 100 ribu Perkendaraan 24 jam, dan 12 jam di hitung setengah hari. Ada juga rental mobil, tapi sepertinya untuk 4 orang kami lebih memilih sepedamotor.
Terdapat sebuah SPBU di dekat pelabuhan dan hanya satu-satunya di sabang. Jadi alangkah baiknya kita mengisi full bahan bakar kendaraan kita di situ. Pantai Sumur Tiga adalah tujuan awal kami. Subahannalah memang pantai di sabang ini sangat indah. Air yang berwarna biru muda, pasir putih dan matahasi yang cerah menunjukan seberapa besar ciptaan Allah.
Ada banyak pantai di pulau sabang ini, dan semuanya bebas di masuki tanpa di pungut biaya lagi, yah paling biasaya parkir. Karena pantai banyak kami melihat buku panduan wisata Sabang, kami memilih object wisata lain di Sabang terlebih dahulu baru ke pantai lagi. Terdapat air terjun, danau, Pegunanungan batu Volcano, Goa Jepang, kilometer 0 dan Hot Spring yang bisa di kunjungi dan jarang wisatawan ke tempat-tempat tersebut. Bahkan sepupu saya heran ada air terjun di sabang sedangkan dia kesana tidak tahu padahal dia orang aceh. Hot Spring mungkin satu-satunya tempat wisata di sana yang tidak kami kunjungi, tempatnya susah di temukan di selatan Pulau Sabang dan sedikit penduduk yang berlalulalang di daerah tersebut.
---
NB : Perjalanan ini di lakukan 2015, mungkin harga sudah berubah ketika Pembaca ke sana.
0 comments
Post a Comment